BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Leukemia adalah suatu keganasan yang
berasal dari perubahan genetik pada satu atau banyak sel disumsum tulang. Pertumbuhan
dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak
sehingga akan menimbulkan gejala klinis. Proliferasi patologis terjadi pada sel
hemopoetik muda yang ditandai dengan dany kegagalan sumsum tulang dalam
membentuk sel darah merah normal dan adanya infiltrasi ke jaringantubuh lain
(Soegijanto, 2016). Di Amerika pada
tahun 2016 diperkirakan muncul 60.140
kasus baru leukemia dan sekitar 75% nya adalah kasus leukemia limfoblastik
akut (Fernandes, 2020). Selain itu, di Cina leukemia termasuk kedalam
penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada anak dan remaja yaitu sekitar 20-50
juta anak setiap tahunnya (Wu et
al., 2010).
Leukemia merupakan
penyakit dengan jumlah kasus baru dan jumlah kematian terbanyak. Kasus baru dan
kematian akibat leukemia cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada
kuesioner Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013
didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia
sebesar 1,4%. Prevalensi kanker tertinggi berada pada Provinsi DI Yogyakarta
yaitu sebesar 4,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional.
Prevalensi tertinggi berikutnya berada pada Provinsi Jawa Tengah dan Bali,
yaitu sebesar 2,1% dan 2,0%. Menurut data Union for International Cancer
Control (UICC), setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis
kanker mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kejadian kanker pada anak di seluruh dunia masih cukup jarang, namun kanker
merupakan salah satu penyebab utama kematian 90.000 anak setiap tahunnya. Di
negara berpenghasilan tinggi, kanker merupakan penyebab kedua terbesar kematian
anak umur 5-14 tahun, setelah cedera dan kecelakaan. Sementara itu, di
Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak setiap tahunnya, dan
terdapat sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta. Jenis penyakit kanker anak
cenderung berbeda dengan kanker pada dewasa. Secara umum, sepertiga dari kanker
anak adalah leukemia (KEMENKES RI, 2013).
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah
ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien anak dengan
penyakit Leukemia.
2.
Tujuan khusus
a. Mengetahui
tentang konsep teori penyakit Leukemia pada anak.
b. Mengetahui
tentang konsep keperawatan pada pasien anak dengan penyakit Leukemia.
C.
Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan
dan sebagai sumber informasi mengenai asuhan keperawatan pasien anak dengan penyakit Leukemia
secara tepat.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat
digunakan sebagai sumber informasi untuk mencegah dan merawat anak dengan
penyakit Leukemia.
3. Bagi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi
untuk pembelajaran asuhan keperawatan
secara holistik pada pasien anak dengan penyakit Leukemia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Hematologi
1.
Darah
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah
diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus
yang berbeda dengan organ yang lain karena berbentuk cairan. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada
dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa
oksigen (oxygen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
mekanisme hemostasis (Handayani, 2014).
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen,
plasma dan sel darah (korpuskili). Plasma merupakan komponen intraseluler yang
berbentuk cair dan berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah
merupakan komponen padat yang terdapat di dalam plasma darah yang terdiri dari
sel eritrosit (sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit
(bekuan darah)
dengan jumlah 45% dari volume darah (Evelyn C, 2014).
Darah arteri berwarna merah terang, itu menandakan bahwa
darah
teroksigenasi dengan baik. Sementara darah vena berwana
gelap karena kuranng teroksigenasi. Darah mengalir 4-5 kali lebih lamban
dibanding air karena darah 4- 5
kali lebih kental dari pada air. Berat jenis darah bervariasi berkisar anatara 1,054-1,065, suhu darah adalah 38o
celcius dan pHnya adalah 7,38. Volume darah dalam tubuh berkisar 8% dari berat
badan, rata-rata mendekati 5-6 liter (Syaifuddin, 2014).
2. Plasma Darah
Plasma darah termasuk dalam kesatuan
cairan ekstra seluler, dengan
volumenya kira-kira 5% dari berat
badan. Susunan plasma terdiri dari 91,0% air, 8,0% protein (albumin, globulin,
protombin dan fibrinogen), mineral 0,9% (kalsium, fosfor, magnesium, besi dan lainnya) dan 0,1%
diisi oleh sejumlah bahan organik seperti glukosa, lemak, urea, asam urat,
kreatinin, kolestrol dan asam amino. Plasma darah juga berisi hormon-hormon,
enzim dan antibodi (Pearce, 2009).
3. Eritrosit
Eritrosit atau Sel darah merah
adalah sel yang memiliki fungsi khusus
mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan
tubuh dan membantu pembuangan karbon dioksida dan proton yang dihasilkan oleh metabolisme
jaringan tubuh. Masa hidup eritrosit ialah 120 hari sejak dibentuk di jaringan
hematopoietik (Kiswari R, 2014).
B.
Konsep Leukemia
1.
Pengertian
Leukemia adalah proliferasi patologin
dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir dengan
fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan terjadinya kerusakan
pada pabrik pembuatan sel darah yaitu pada sumsum tulang. Leukemia yaitu
proliferasi sel darah putih yang masih teratur dalam jaringan pembentuk darah
(Bararah & Jauhar, 2013).
Leukemia adalah proliferasi sel
leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari
pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopeni
dan diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma, 2015)
Leukemia merupakan suatu penyakit
yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan dari sel darah putih.
Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai keganasan hematologis akibat proses
neoplastic yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk hematopoietik (Handayani & Haribowo, 2010).
Leukemia ditandai oleh proliferasi
ganas sel darah putih abnormal (sel blas) dalam sumsum tulang. Leukemia
limfoblastik akan terjadi pada 85%, lebih sering muncul pada anak laki-laki dan
insiden puncak terjadi antara usia 2 hingga 5 tahun (Nurarif & Kusuma,
2015).
2. Epidemiologi
DST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar